Salah satu isu lingkungan yang menjadi perhatian khusus yakni masalah sampah. Sampah merupakan suatu masalah yang perlu diperhatikan. Isu ini tentu menjadi tanggung jawab bagi seluruh lapisan stakeholder, baik itu pemerintah maupun masyarakat. Betapa tidak, bila isu sampah ini terus-menerus larut dalam permasalahan tanpa solusi yang konkret, bisa-bisa akan berdampak buruk bagi lingkungan.

Pembuangan sampah yang tidak diurus dengan baik akan mengakibatkan masalah yang besar. Ini karena penumpukan sampah atau membuangnya sembarangan ke kawasan terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah yang juga akan berdampak ke saluran air tanah. Demikian juga pembakaran sampah akan mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan sampah ke sungai akan mengakibatkan pencemaran air, tersumbatnya saluran air, dan yang paling buruk adalah terjadinya banjir. Belum lagi masalah kesehatan yang ditimbulkan akibat dari pencemaran lingkungan.

Karena itu, pentingnya melakukan pengelolaan sampah dengan cara memilah-milah sampah berdasarkan jenisnya. Dilansir dari World Bank, ada beberapa jenis sampah. Sampah organik menyumbang limbah paling banyak (sejumlah 44 persen), diikuti limbah sampah anorganik seperti kertas, plastik, kaca dll.

Begini cara Singapore mengelola sampah secara mutakhir

Berbicara soal pengelolaan sampah, kita bisa belajar dari Singapore. Baru-baru ini, sebuah konten menarik di twitter dibahas oleh akun @NasDaily1 tentang teknik pengelolaan sampah secara mutakhir di negara Asia Tenggara tersebut. Cara yang mereka lakukan sangat menarik. Pertama, mereka mengambil sampah-sampah dari berbagai penjuru daerah di Singapore untuk dikumpulkan di suatu tempat untuk diolah. Dalam hal ini sampah-sampah ini akan dibakar. Sampah-sampah tersebut akan dimasukan ke sebuah tungku pembakaran yang amat besar dengan suhu mencapai 1000 celcius selama 24 jam non stop. Yang menarik dari teknik pengelolaan sampah ini ternyata tidak sekedar pembakaran biasa yang pada umumnya sering menimbulkan polusi udara.

Singapore melakukanya dengan cara yang fantastis. Teknik pengelolaan sampah tersebut sangat ramah lingkungan. Sampah yang diproses dalam pembakaran ternyata panasnya dimanfaatkan sebagai energi untuk pembangkit tenaga listrik. Uniknya, asap dari pembakaran tersebut difilterasi oleh mereka melalui tahap yang cukup rumit untuk menghasilkan udara yang bersih. Hasilnya, 90 persen sampah habis dalam proses pembakaran ini dan menyisakan 10 persen menjadi abu.

Terakhir, sisa abu tersebut dikumpulkan untuk dibawa di suatu pulau buatan di mana mereka membuang semua abu tersebut di perairan yang tidak tersentuh oleh samudra. Tujuanya agar semua abu tersebut mengendap di bawah air laut selamanya. Dengan kata lain, Singapore melakukanya dengan cara yang sungguh mutakhir dan tentu saja sangat ramah lingkungan. Barangkali cara yang dilakukan oleh Singapore ini bisa menginspirasi untuk diadaptasi oleh negara-negara lain, termasuk Indonesia. Semoga saja.