Covid-19 atau virus Corona akir-akhir ini menjadi momok yang menakutkan di hampir seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia. Kebijakan dan imbauan terus dilakukan oleh pemerintah guna menangani kasus ini, baik berupa penertiban tempat yang disinyalir membawa kerumunan seperti tempat wisata, mall, dan sebagainya, sampai dengan bahasan tentang lockdown atau penutupan akses masuk dan keluar.

Kebijakan lockdown sendiri telah ditetapkan di berbagai daerah yang dikenal sebagai lockdown lokal. Seperti Tegal dan Papua yang sempat menimbulkan pro dan kontra dalam khalayak umum atas kebijakan tersebut.

Pertanyaannya, apakah lockdown memang sebuah solusi untuk menangani Covid-19 ini dan apa dampak yang akan diterima masyarakat jika lockdown diterapkan?

Ulasan kali ini saya akan membahas tentang lockdown. Apakah nantinya kebijakan ini adalah solusi yang jitu jika melihat Cina dinilai berhasil dalam menanggulangi wabah ini melalui kebijakan tersebut. Serta bagaimana dampaknya untuk masyarakat?

Pertama, mari pelajari kegiatan lockdownkota Wuhan di Cina. Keputusan me-lockdownkota Wuhan sejak 23 Januari 2020 pukul 10.00 pagi waktu setempat dilakukan secara bertahap. Sekitar 780 juta warga Cina terdampak aturan pembatasan perjalanan yang diterapkan Pemerintah Cina. Pada masalockdowndanshutdowninilah Pemerintah Cina secara aktif dan proaktif mendeteksi, mengetes, merawat, mengisolasi, melacak, dan menggerakkan masyarakatnya untuk bersatu padu melawan virus Corona.

Pengawasan ketat ditingkatkan di wilayah lain di seluruh Cina segera setelah Wuhan dikarantina. Sebagian besar khawatir orang-orang berlomba untuk melarikan diri dari kota sebelum dikarantina dan itu bisa membuat penyebaran virus makin meluas.

Dampaknya, dalam periode dua bulan Wuhan disulap menjadi layaknya kota mati. Namun strategi lockdown yang dilakukan Cina untuk Wuhan dan beberapa kota lainnya terbukti berhasil. Kini Cina tak lagi melaporkan adanya kasus tambahan akibat transmisi lokal.

Kasus infeksi baru yang dilaporkan di Cina merupakan kasus impor. Artinya infeksi terjadi akibat orang tersebut selesai melakukan perjalanan dari luar Cina. Sejak awal Maret ini, jumlah kasus kumulatif di Cina cenderung stagnan di angka 80 ribu kasus.

Lantas, apakah ini solusi untuk Indonesia? Silakan beropini sendiri dengan bijak dan tetap percayakan keputusan pada pemerintah Republik Indonesia.

Dampak lockdown.

Jika Indonesia memang akan menerapkan lockdown, tentunya akan ada dampak yang sangat signifikan bagi masyarakat secara luas. Dalam pandangan saya, lockdown akan sangat membebankan para masyarakat kecil seperti driver online, pedagang kaki lima, dan sebagainya. Dengan diterapkannya lockdown otomatis mata pencaharian mereka akan sangat terganggu, bahkan lebih parahnya mungkin mereka tak mampu mengais pundi-pundi rupiah.

Selain itu, akses masuk dan keluarnya kebutuhan pokok seperti pangan akan sangat sulit didapat. Hal ini bisa saja membawa inflasi nasional karena harga-harga kebutuhan pokok akan melonjak drastis jika Pemerintah tidak memberikan strategi khusus dalam menanggapi kebijakan lockdown.

Ada pun dampak lainnya kemungkinan akan bermunculan kasus perusahaan yang tidak mampu menggaji karyawannya karena peredaran uang tertutup. Hal ini otomatis akan memunculkan pemutusan hubungan kerja atau PHK di kalangan karyawan.

Jadi bagaimana? Haruskah lockdown atau tidak? Silakan beropini.

Itulah kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi jika nantinya Indonesia di-lockdown. Untuk saat ini tetap ikhtiar dengan ikuti imbauan oleh Pemerintah serta jaga kebersihan diri dan jangan lupa tetap serahkan segala takdir pada Yang Maha Kuasa.

Penulis sarankan tetap #dirumahaja karena kita tidak tahu bagaimana kondisi penyebaran virus Corona di luar sana. Untuk yang masih bekerja tetap jaga kesehatan dan hindari kontak fisik dahulu, ya.