Siapa yang pernah singgah di Stasiun Cirebon (CN)? Yup betul sekali, stasiun ini berada pada ketinggian 4 meter di atas permukaan laut, dan pada awalnya disebut Stasiun Cheribon.

Stasiun inipunya sejarah panjang dan menjadi salah satu saksi bisu perjalanan perkeretaapian Indonesia khususnya di Pulau Jawa. Dengan usia 107 tahun, stasiun ini menjadi saksi bisu perjalanan kereta, khususnya di Jawa.

Nah, dikutip dari Staatsspoorwegen (SS) Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indie (1920-1931), pembangunan stasiun kereta Cheribon ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah industri gula yang saat itu berkembang di wilayah Tegal. Di Cirebon sendiri, tanaman tebu sudah ditanam sebelum pemerintah Hindia Belanda menggulirkan program tanam paksa pada tahun 1830. Wah, menarik yah. Lalu ada fakta sejarah apalagi di Stasiun Cirebon ini? Yuk kita telusuri bersama yah.

1. Berdiri sejak 1912.

Angkut tebu hingga transit KLB, ini 4 fakta sejarah Stasiun Cirebon

Stasiun Cheribon diresmikan pada 3 Juni 1912. Hal ini sejalan dengan mulai dibukanya jalur Cikampek-Cirebon sejauh 137 kilometer. Jalur ini merupakan bagian dari pembangunan jalur kereta api menuju Purwokerto dan Kroya.

Pada awalnya, Stasiun Cheribon ini tidak terhubung ke Semarang karena tidak tersambung dengan rel milik perusahaan swasta Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij(SCS) di Stasiun Cheribon Prujakan. Namun 1 November 1914 akhirnya dibuat kesepakatan rel antara Stasiun Cheribon SS (Kejaksan) dapat terkoneksi dengan Stasiun Cheribon SCS (Prujakan). Akan tetapi hubungannya pun hanya antar dua stasiun untuk kepentingan transit penumpang.

2. Gabungan art deco dan art nouveau.

Angkut tebu hingga transit KLB, ini 4 fakta sejarah Stasiun Cirebon

Stasiun Cheribon atau Cirebon yang kita lihat saat ini dibangun pada tahun 1920 olehPieter Adriaan Jacobus Moojen dengan menggabungkan gaya art deco dan art nouveau. Ciri khas dari bangunan ini adalah fasad atau tampak bangunan yang cukup menonjol berupa susunan simetris gedung dengan bagian tengah lebih tinggi. Sehingga sekilas siluet bangunan terdiri dari dua menara dengan atap berbentuk piramida yang mengapit sebuah bagian atas bangunan utama.

Lalu pada tahun 2010, bangunan Stasiun Cirebon ini ditetapkan menjadi situs cagar budaya berdasarkan SK Menbudpar No. PM.58/PW.007/MKP/2010.

3. Alat angkut panen tebu.

Angkut tebu hingga transit KLB, ini 4 fakta sejarah Stasiun Cirebon

Di tahun 1832 di Tegal berdiri Pabrik Gula (PG) Pangka, lalu dari sana industri gula ini terus menyebar hingga ke wilayah Cirebon. Melihat bisnis yang cukup menjanjikan apalagi saat itu juga ada pesaing dari SCS, hal ini mendorong SCS untuk membangun jalur kereta di wilayah Cirebon dengan tujuan untuk mengangkut hasil panen tebu di samping mengangkut penumpang tentunya.

Nah, pada masa itu alat angkut tebu masih mengandalkan alat angkut dengan rel, namun ditarik oleh hewan ternak. Melihat peluang bisnis tersebut, akhirnya SCS di tahun 1911 melakukan peletakan batu pertama pembangunan Stasiun Cheribon pada jalur Batavia-Cikampek-Cirebon-Purwokerto-Kroya.

4. Tempat transit kereta luar biasa.

Angkut tebu hingga transit KLB, ini 4 fakta sejarah Stasiun Cirebon

Pada zaman revolusi kemerdekaan antara tahun 1945-1949, Stasiun Cheribon yang akhirnya berubah menjadi Cirebon (CN) senantiasa menjadi tempat transit kereta luar biasa (KLB) yang membawa penumpang penting seperti Presiden Soekarno, Panglima Besar Jenderal Soedirman, hingga Perdana Menteri Sjahrir.

Nah, itu tadi 4 fakta sejarah Stasiun Cirebon. Menarik yah, jadi ayo jangan melupakan sejarah yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia.