Jaringan 5G memang belum dirilis di Indonesia, namun kabarnya akan hadir pada tahun 2020. Sekilas mengenai 5G, sinyal ini menandai kemajuan panggilan telepon, berkirim pesan singkat, dan berselancar di dunia maya. Karena kecepatan transfer datanya sangat tinggi, jaringan ini diklaim mampu untuk mengunduh 33 film High Definition hanya dalam beberapa detik. Kecepatannya diprediksi mencapai 800Gbps, atau seratus kali lebih cepat dari kecepatan generasi sebelumnya. Selain itu jaringan ini juga bisa terkoneksi dengan mobil dan peralatan rumah tangga.

Namun di balik 'wah'-nya jaringan ini, ternyata menyimpan ancaman terhadap lingkungan sekitar. Mengutip dari kompas.com, bahwa radiasi jaringan 5G dapat melemahkan kemampuan radar burung serta serangga. Sinyal elektromagnetik yang terpancar dari menara jaringan telekomunikasi membingungkan para burung dan serangga saat bermigrasi, musim kawin serta bertelur, dan bisa diprediksi akan memicu turunnya populasi hewan-hewan tersebut.

Ancaman di balik 'wah'-nya sinyal 5G

gambar: zdnet.com

Selain mengancam kehidupan burung dan serangga, radiasi elektromagnetik berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Paparan radiasi mengganggu metabolisme tanaman.Karena isu-isu tersebut muncullah petisi yang berisi menghentikan jaringan 5G. Ilmuwan, dokter, dan organisasi lingkungan telah menandatangani petisi di situs web 5gspaceappeal.

Jadi menurut kalian, negara berkembang seperti Indonesia perlukah mencoba memakai jaringan 5G?