Alonelyatau alonelinessadalah istilah bahasa Inggris dari gabungan prefiks "a-" (kekurangan) dan "lonely" (kesepian atau sendirian). Kata ini muncul dalam sebuah studi dari jurnal Personality and Individual Differences pada 2019 lalu.

Orang dengan sifat ini akan mengalami kebalikan dari perasaan kesepian. Ia akan merasakan kesal, sesak, atau terkuras energinya ketika sering menghabiskan waktu maupun berada di tengah keramaian maupun pekerjaan atau lingkungan yang mengharuskannya untuk berhubungan dengan orang lain. Bahkan, studi tersebut juga menjelaskan adanya risiko terhadap kesehatan mental alonely seperti stres serta tingkat kepuasan hidup yang rendah, seperti halnya dengan orang yang mengalami kesepian.

Di sisi lain, walau temuan studi terkait sifat psikis ini masih terbilang baru, ada sebagian orang yang merasakan ciri dari alonely ini pada dirinya. Mereka telah lama pula mempertanyakan hal tersebut. Terlebih, bila lingkungannya menanggapi sifat alonely ini dengan pandangan yang negatif, seperti sifat pemalu dan kecemasan sosial. Padahal, orang-orang dengan sifat ini memiliki fungsi sosial yang baik.

Kemungkinan seseorang punya sifat alonely.

Meski terdengar asing, sifat alonely dapat dimiliki sebagian orang namun bila beberapa kriterianya terpenuhi. Di antaranya adalah:

1. Kesendirian dicari karena memang berdasarkan pilihan.

2. Kesendirian dinikmati dalam jumlah yang sewajarnya.

3. Kesendirian diimbangi dengan menghabiskan waktu bersama orang lainnya.

Positif dan negatif dari alonely.

Seperti halnya sifat psikis lainnya, alonely juga memiliki dua sisi positif dan negatif. Dampak negatif mungkin terlihat jelas, khususnya bagi orang yang menghabiskan waktu di luar rumah dan harus bertemu banyak orang.

Jika kamu menghabiskan banyak aktivitas dan terlibat dengan banyak orang namun di sisi lain kamu merasa perlu meluangkan waktu untuk menyendiri dan menjernihkan kepala, mungkin saja kamu punya sifat alonely. Di samping itu, orang dengan sifat alonely akan merasa lebih tenang seiring banyaknya waktu menyendiri yang didapatkannya.

Cara mengatasi sifat alonely.

Alonely: Sifat psikis dari orang yang butuh kesendirian

Bagi pemilik sifat alonely, para peneliti menyarankan agar mengambil atau merencanakan waktu luang untuk menghindari efek "siklus degeneratif negatif". Efek ini dijelaskan sebagai kondisi di mana kebutuhan untuk mendapat waktu menyendiri sering tidak mendapat titik temu karena tuntutan waktu atau tempat. Hasilnya, akan terjadi peningkatan pada keinginan untuk menyendiri, dan bukan hal yang tak mungkin bila nantinya stres dan ketidakpuasan hidup bisa mengikuti serta memperburuk kesehatan mental hingga mengakibatkan depresi.

Bahkan, di tengah pandemi sekalipun, waktu (dan mungkin tempat) menyendiri sangatlah minim sehingga pemilik sifat alonely perlu berkompromi dan mengatur kembali keinginannya itu. Kualitas dari saat menyendiri jadi hal yang sangat penting. Waktu sendiri yang singkat bisa lebih berguna bila dilakukan dengan kegiatan yang sangat bermakna dan menyenangkan. Sehingga, perasaan buruk yang terjadi karena minimnya waktu untuk menyendiri bisa segera terobati.

Peneliti yang mendukung pendapat tersebut menunjukkan temuan dari observasi partisipan remaja. Mereka yang menghabiskan waktu sendirinya dengan terlibat dalam aktivitas seperti membaca buku yang menyenangkan ataupun berjalan ke luar rumah mengalami sedikit kemungkinan terkena gejala alonely. Sedangkan, hal sebaliknya didapati pada remaja yang menghabiskan waktu berdiam di depan layar sambil menggulirkan laman sosial medianya.

Jadi, kalau kamu merasa penat dan ingin menghabiskan waktu sendiri, lakukanlah karena hal itu memang diperlukan. Bahkan, sudah ada penelitian yang mengemukakan hal serupa hingga manfaat yang bisa didapat dari mengambil waktu menyendiri. Namun, ingatlah pula untuk tetap memerhatikan batasan dari waktu menyendirimu itu.