Polusi udara sudah menjadi masalah keseharian yang kita hadapi, terutama buat kamu yang tinggal di kota-kota besar. Selama dalam perjalanan untuk beraktivitas atau pulang ke rumah, rasanya setiap hari harus menghirup udara yang tidak sehat.

Kalau terus-menerus seperti itu, tentu menimbulkan masalah di saluran pernapasan seperti timbul rasa sesak, batu-batuk, bersin, dan sebagainya. Apakah akan terus kamu biarkan?

Penting untuk memerhatikan kesehatan diri dengan memakai masker yang tepat saat terpapar polusi di luar sana. Tidak hanya bagi mereka yang tinggal di kota-kota besar, tapi buat kamu yang daerahnya terkena abu vulkanik atau kabut asap akibat kebakaran hutan seperti di Sumatra dan Kalimantan, wajib melindungi hidung dan mulut agar tidak menghirup zat berbahaya tersebut. Memakai masker pun harus dengan cara yang tepat agar tidak sia-sia.

6 Jenis masker anti polusi dan fungsinya masing-masing

Memakai masker harus sesuai fungsi dan tepat cara penggunaannya (foto: https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/masker-anti-polusi/)

Menurut seorang pakar dari University of Alabama, Birmingham yang dilansir dari alodokter.com, memakai masker tidak tepat menutup wajah tidak akan memberikan perlindungan sama sekali terhadap tubuh. Jadi, kamu harus perhatikan cara penggunaannya, ya.

Nah, agar perlindungan optimal, kamu perlu memilih masker yang sesuai fungsinya. Ada banyak jenis masker yang bisa kamu gunakan, pilihlah yang mampu menghalau partikel-partikel kecil agar tidak masuk ke saluran pernapasan.

Di bawah ini ada jenis-jenis masker dan penjelasan fungsinya, antara lain:

1. Masker kain.

Jenis masker kain atau buff biasa dipakai para pengendara motor, dijual dengan berbagai motif dan warna. Masker ini dapat dicuci jadi dapat dipakai berulang kali. Tapi, masker kain tidak cukup efektif digunakan untuk menghalau partikel kecil, tidak ada penyaring khusus di tengahnya dan hanya mampu mencegah debu berukuran besar.

Zat polutan yang ukurannya sangat kecil masih bisa masuk ke masker kain dan mengenai saluran pernapasan dalam tubuh kita. Jika tidak dicuci dengan tepat pun, masker kain berisiko terkena bakteri yang justru membuat kita mudah terserang penyakit.

2. Simple mask.

Masker ini juga biasa dipakai oleh para pengguna motor di jalan. Simple mask mudah dicari dan desainnya lebih sederhana mirip masker bedah. Jenis masker ini hanya mampu menyaring partikel besar 30% - 40%.

Menggunakan simple mask harus sekali pakai. Masker ini cukup baik apabila tidak menemukan masker respirator yang lebih efektif menyaring polutan.

3. Masker flu dan masker bedah.

Banyak toko dan apotek menjual masker flu dan masker bedah, harganya pun murah. Banyak masyarakat menggunakan masker ini terutama saat berkendara motor atau menghindari polusi udara di luar rumah.

Masker flu dan masker bedah sebenarnya tidak cukup efektif menangkal polusi. Walau mirip dengan simple mask, lapisan filter masker ini lebih sedikit karena fungsi sebenarnya adalah untuk menghambat penyebaran infeksi, bukan penyaring udara.

Masker ini tidak mampu menghalau kimia, gas, atau uap. Debu masih bisa masuk ke hidung dan mulut kalau tidak memasangnya dengan tepat. Penggunaan masker ini hanya sekali pakai dan tidak boleh terlalu lama.

4. Masker N95, N99, N100.

Masker dengan kode huruf dan angka ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Masker N95 sudah termasuk jenis masker yang efektif melindungi hidung dan mulut dari polusi.

Pada masker ini terdapat lapisan penyaring khusus yang mampu menghalau partikel kecil PM2.5 (Particular Matter) hingga 95%. Pakai masker yang tersertifikasi NIOSH (National Institute for Occupational Safety and Health) tertulis di kemasan.

Dilansir dari hellosehat.com, dr. Agus Dwi Susanto Sp.P(K) mengatakan menggunakan masker adalah salah satu cara mencegah bahaya kesehatan pernapasan dari polusi. Masker berguna untuk menyaring partikel halus serta mencegah penyebaran infeksi.

6 Jenis masker anti polusi dan fungsinya masing-masing

Menggunakan masker N95 lebih efektif melindungi hidung dan mulut dari polusi dibanding masker biasa (foto: https://www.health.ny.gov/publications/2805/index.htm)

Dokter Agus menyarankan menggunakan masker respirator dan simple mask kalau indeks udara di luar ruangan masuk kategori sensitif terhadap kelompok tertentu (101-199) dan sangat tidak sehat (200-299).

Pakai masker N95 untuk penderita infeksi saluran pernapasan dan yang bekerja di luar ruangan. Masker ini dapat memfilter polutan dan partikel halus hingga 95% walau tidak bisa menyaring gas.

Untuk mengetes kebocoran masker, semprotkan parfum di sekitarmu. Kalau wanginya masih menyengat berarti kamu belum memakainya dengan benar. Jangan lupa mengaitkan kedua ikatan masker ke telinga sebagai penahan saat menutupi mulut dan hidung. Jangan bergantian menggunakan masker ini, ya, harus kamu saja. Tidak perlu memakainya di dalam ruangan.

Segera ganti kalau masker rusak, basah, ataupun kotor dan membuat sulit bernapas. Pria yang brewokan atau jenggotan perlu bercukur dulu supaya bisa menggunakan masker ini dengan tepat.

Dokter Agus yang juga sebagai Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, seperti dilansir viva.co.id, mengatakan menggunakan masker N95 harus tepat. Idealnya memakai masker ini selama 8 jam dan harus sekali pakai. Kalau kelamaan partikel polusi menempel lalu menumpuk yang tentu saja berbahaya bagi kesehatan.

Menggunakan Masker N95 yang menempel dengan ketat di wajah memang terasa kurang nyaman sehingga tidak diperuntukkan bagi anak-anak, orang lanjut usia, wanita hamil, orang dengan masalah jantung dan paru kronis karena dapat berisiko kesulitan bernapas.

Dilansir dari kebijakankesehatanindonesia.net, hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan, Murti Utami mengingatkan kepada warga yang daerahnya terkena kabut asap akibat kebakaran hutan untuk tidak menggunakan masker N95 hingga seharian. Batas maksimal menggunakannya adalah 8 jam, lebih dari itu sudah tidak efektif lagi fungsinya. Kalau sudah lewat 8 jam harus segera ganti.

Murti Utami menambahkan, sebenarnya belum ada satu pun masker respirator yang sungguh ampuh menghalau semua komponen gas dari asap akibat kebakaran hutan. Menggunakan masker N95, partikel sebanyak 60%-70% masih bisa masuk ke saluran pernapasan.

Walau begitu, masker N95 cukup baik karena dapat menghalau 95% partikel yang masuk asalkan cara pakainya tepat. Orang-orang yang berada di luar ruangan dengan kondisi kabut asap pekat cocok menggunakan masker ini.

Dilansir dari suara.com, mengutip Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA), masker N95 merupakan alat pelindung pernapasan yang didesain untuk kesesuaian wajah dengan penyaringan partikel udara yang sangat efisien. Saat melakukan pengujian, masker ini mampu memblokir 95% partikel uji yang sangat kecil atau 0.3 mikron.

Jika tepat memasangnya, kemampuan masker N95 melebihi masker wajah yang umum dipakai walau tidak sepenuhnya menghilangkan risiko virus berbahaya atau pun kematian.

Kalau mengalami mual, sakit kepala, pusing dan sulit bernapas, tinggalkan area berpolusi, lepas masker dan hirup udara segar. Jika perlu, periksa ke rumah sakit.

Masker N99 lebih efektif dibanding N95. Masker jenis ini mampu menyaring polutan hingga 99%. Masker N100 lebih bagus lagi, dapat menahan partikel PM2.5 hingga 99.97%.

Tapi, lebih susah menemukan masker N99 dibanding N95 dan harga pun cenderung lebih mahal. Selain itu, penggunaan masker N100 tidak begitu praktis dipakai sehari-hari. Ketiga jenis masker ini tidak tahan terhadap polutan berbasis minyak.

5. Masker R95, R99, R100.

Masker jenis R95, R99, dan R100 cukup tahan dengan polutan berbasis minyak. Kalau berada di lingkungan yang terdapat polutan mengandung aerosol minyak seperti kabut asap hasil pembakaran batu bara, gas alam ataupun minyak, kamu bisa menggunakan masker jenis R ini.

Masker R95 mampu menyaring aerosol minyak sampai 95%, masker R99 hingga 99% dan R100 sanggup menyaring partikel tersebut sebesar 99.97%. Ketiga jenis masker ini mampu bertahan dengan efektif hingga 8 jam, dan lebih sulit didapat dibanding masker tipe sebelumnya.

6. Masker P95, P99, P100.

Masker jenis P ini sangat tahan terhadap polutan dengan kandungan minyak dan efektif menghalau partikel kecil di udara. Penggunaannya pun bisa lebih lama. Tapi, batas memakai masker P95, P99 dan P100 ini tidak boleh lebih dari 40 jam atau penggunaan hingga 30 hari. Harga masker ini lebih mahal dibanding jenis lainnya.

Memilih masker yang tepat itu tergantung dari kebutuhan dan cara pemakaian. Kalau untuk mengurangi terkena polusi, bisa pakai N95 yang mampu menyaring partikel berbahaya di luar ruangan. Mendapatkannya pun lebih mudah. Sebelum menggunakan masker, pastikan mencuci tangan terlebih dahulu untuk menjamin kebersihan.