Virus Corona tidak hanya berimbas pada dimensi kesehatan saja, tetapi juga pada dimensi sosial. Misalnya saja masyarakat akar rumput yang merasakan turunnya pendapatan harian lantaran penyebaran virus Corona. Meski demikian, sektor pekerja informal dan pengusaha UMKM tetap optimis mencari rezeki untuk keluarga di tengah kondisi yang serba terbatas.

Anjuran untuk tetap berada di rumah belum bisa sepenuhnya ditaati oleh beberapa kelompok pekerja. Bukan berniat untuk tidak menaati aturan pemerintah namun karena mata pencahariannya adalah di tengah masyarakat atau di jalan.

Di balik krisis ini, ada orang-orang yang terus berjuang dan optimis untuk menghadapi krisis:

1. Soleh, sopir ojek daring.

5 Orang ini tetap optimis di tengah krisis akibat pandemi Corona

"Hari ini sudah 8 orderan, alhamdulillah daripada kosong, biasanya bisa lebih dari 10. Karena sekarang kan sedang ada virus Corona. Lumayanlah dapat makan dari Operasi Makan Gratis. Duit yang harusnya dipakai untuk makan, jadi utuh. Sekarang ini pendapatan pas sekali, benar-benar lagi menurun. Jalanan sepi, order-an juga ikut sepi." Ungkap Soleh.

2. Umar, sopir ojek daring.

5 Orang ini tetap optimis di tengah krisis akibat pandemi Corona

"Kalau kayak kita mencari uangnya setiap hari. Kalau kita tidak keluar di rumah, ya tidak makan. Mau enggak mau, kita terpaksa harus keluar rumah karena memang kebutuhan di rumah itu lebih diutamakan. Kalau kita ikut instruksi memang harus di rumah, nanti tidak ada yang menanggung kebutuhan rumah." Ungkap Umar.

3. Abdul Salam, sopir ojek daring.

5 Orang ini tetap optimis di tengah krisis akibat pandemi Corona

Hari ini, saya baru dapat 3 mas. Kalau hari biasa, saya bisa dapat 15-16 trip. Sekarang paling banyak sehari 5-6 trip. Kemarin-kemarin belum sempat beli beras karena pendapatan berkurang terus. Semoga dengan bantuan beras ini, semakin banyak rejekinya, ungkap Abdul.

4. Anang dan Muali, pemilik warteg.

5 Orang ini tetap optimis di tengah krisis akibat pandemi Corona

Karena ada virus Corona, jadi mungkin sebagian orang-orang di rumah, sebagian berhenti bekerja. Dari pihak kantor dan mall sudah berhenti sejak Senin (16/3) pekan kemarin. Suasananya jadi sepi. Itu dampaknya untuk teman-teman warteg. Kami sendiri omzetnya jadi menurun sekitar 30 sampai 40 persen, ungkap Anang.

Penurunan omzet pun dirasakan pemilik warteg lainnya bahkan bagi Muali. Omzet wartegnya sempat turun 50 persen saat pandemi Corona. Tadinya, sebelum ada tawaran kerja sama dengan ACT, kami mau pulang kampung dulu ke Tegal. Mau istirahat karena sudah nggak ada pemasukan. Jadi, untuk hidup sehari-hari mengandalkan tabungan. Menghadapi wabah Corona ini, orang kebanyakan di rumah, tidak bekerja, dan imbasnya ke pedagang warteg jelas terasa mas, penurunan omzet bisa hingga lima puluh persen, ungkap Muali.

5. Usman, pengamen.

5 Orang ini tetap optimis di tengah krisis akibat pandemi Corona

"Biasanya bisa dapat Rp 7 ribu - Rp 10 ribu. Dari pagi sampai siang ini aja, saya baru dapat Rp 1.500. Saya ngerasa susah sekali buat nyari (uang makan), mas. Saya bersyukur atas bantuan beras yang diberi Aksi Cepat Tanggap (ACT). Beras ini buat ngasih makan buat keluarga saya, anak dan istri saya." Ungkap Usman.

Sebaran virus Corona (COVID-19) semakin bertambah. Tidak tinggal diam, ACT terus memberikan bantuan berupa operasi pangan gratis, support tenaga medis, pemeriksaan kesehatan mobile serta hygiene kit.

ACT juga membuka kesempatan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk bangkitkan semangat bangsa dengan berbagi kepedulian kita. Cara ini merupakan salah satu jalan memasifkan kebaikan di tengah-tengah wabah dan menyebarkan optimistis di tengah krisis. Kamu peduli, kita peduli, semua peduli dengan pandemi yang terus menyebar di berbagai negara di dunia. Saatnya sebarkan virus optimis. Bersama, kita atasi virus Corona dan selamatkan saudara sebangsa!

Bantu mereka di sini.