Sejarah tidak pernah melupakan pertempuran yang benar-benar mengubah nasib suatu negara. Kekalahan Kekaisaran Rusia melawan Jepang dalam Perang Rusia-Jepang (1904-1905) membawa Rusia ke dalam keterpurukan. Jatuhnya prestise di mata internasional dan berpidahnya beberapa wilayah Rusia ke tangan Jepang sangat membuat Kekaisaran Rusia kehilangan jati dirinya sebagai kekuatan besar di dunia.

Semua berawal dari sebuah ambisi Rusia untuk mendominasi Asia dengan kekuatan militer, secara khusus Armada Pasifik-nya. Tetapi, ambisi tersebut ternyata ditantang oleh Kekaisaran Jepang yang sedang memasuki periode modernisasi di bawah pimpinan Kaisar Meiji. Kehadiran Armada Pasifik Rusia di Pelabuhan Arthur setelah penyerahan Semenanjung Lushun dari Dinasti Qing kepada Kekaisaran Rusia ditambah dengan perencanaan pembentukan Armada Pasifik baru di Pelabuhan Vladivostok, semua ini membuat Jepang merasa terancam.

Kekaisaran Jepang kemudian memilih untuk memutus hubungan diplomatik dan menyatakan perang setelah Rusia menolak menarik pasukannya dari Manchuria. Pertempuran laut di sebuah selat strategis pun menunggu, di mana Armada Kekaisaran Rusia harus mengakui kekuatan penuh Jepang.

Berikut adalah lima fakta menarik Pertempuran Tsushima yang wajib kamu ketahui.

1.Diawali pengepungan Pelabuhan Arthur.

5 Fakta Pertempuran Tsushima, kekalahan Armada Baltik Kekaisaran Rusia

Foto: alchetron.com

Kekaisaran Jepang yang mendeklarasikan perang terhadap Kekaisaran Rusia langsung mengirim armada terbaiknya di bawah komando Laksamana Togo Heihaichiro. Armada ini ditugaskan untuk mengepung mayoritas Armada Pasifik Rusia yang pada saat itu sedang berlabuh di Pelabuhan Arthur.Meskipun Armada Jepang kalah jumlah dalam kapal perang, hal ini tidak membuat Laksamana Togo takut menghadapi Rusia. Togo yang melihat doktrin Rusia yang sangat pasif menghadapi kehadiran Armada Jepang, membuat dirinya mengambil inisiatif untuk menyerang terlebih dahulu menggunakan kapal perusaknya.

Setelah berhasil menenggelamkan dan merusak dua kapal perang Rusia, Togo menggerakan armadanya untuk melancarkan serangan frontal. Dikarenakan momentum yang tidak pas, Laksamana Togo gagal menghancurkan kapal perang Rusia dan terpaksa mundur ke garis yang lebih aman. Meskipun begitu, kemunduran Armada Jepang tidak membuat Armada Pasifik Rusia mengejar untuk menghancurkannya dan lebih memilih diam di tempat sampai bantuan dari Armada Baltik datang.Rencana ini hampir berhasil, tetapi dikarenakan Pasukan Darat Jepang yang terus mendorong Pasukan Darat Rusia hingga ke pinggiran Pelabuhan Arthur dan pemblokiran yang dilakukan Armada Jepang terhadap satu-satunya jalan keluar, situasi terdesak itu memaksa Rusia untuk mundur.

Atas arahan langsung Tsar Nikolai II, Armada Pasifik Rusia diperintahkan untuk melarikan diri dari Pelabuhan Arthur. Sayangya, mereka harus merasakan kekalahan telak setelah upaya tersebut digagalkan Laksamana Togo di mana armadanya menenggelamkan hampir seluruh kapal tempur dan merebut kapal Armada Pasifik Rusia yang menyerah.

2. Rusia mengirim Armada Baltik.

5 Fakta Pertempuran Tsushima, kekalahan Armada Baltik Kekaisaran Rusia

Foto: worldofwarships.eu

Dikepungnya Pelabuhan Arthur oleh Jepang diikuti dengan hancurnya sebagian besar kekuatan Armada Pasifik Rusia pada 10 Agustus 1904 dalam Pertempuran Laut Kuning. Kekalahan tersebut mendorong Tsar Nikolai II untuk mengirim kekuatan utama armada lautnya di Baltik demi menghadapi agresi Jepang. Mendapat perintah langsung dari Tsar, pada bulan Oktober 1904 Laksamana Madya Zinovy Rozhestvensky bersama Armada Baltik Rusia langsung meluncur ke Timur Jauh Rusia di mana mereka membutuhkan waktu setidaknya tujuh bulan berlayar untuk sampai di lokasi.

Armada Baltik Rusia sendiri ditugaskan Tsar untuk memperkuat sisa Armada Pasifik yang masih bertahanan di Pelabuhan Vladivostok meskipun hampir seluruh kapal tempurnya telah dihancurkan Jepang dalam Pertempuran Pelabuhan Arthur. Sesampainya di perbatasan Jepang, Rozhestvensky terus melaju menuju Pelabuhan Vladivostok tanpa memikirkan adanya kemungkinan serangan kejutan Jepang.

Tindakan ini terbukti salah dikarenakan Laksamana Togo sudah mempersiapkan armadanya di Selat Tsushima dan menunggu sampai kapal pengintai berhasil menemukan lokasi Armada Baltik Rusia. Setelah kapal pengintai Jepang menemukan konvoi Armada Baltik Rusia pada 27 Mei 1905, Laksamana Togo langsung melancarkan serangan kejutan terhadap armada Laksamana Madya Rozhestvensky. Serangan itu menjadi aksi pembuka dalam pertempuran sengit di Selat Tsushima.

3. Kekuatan armada Jepang dan Rusia tidak jauh berbeda.

5 Fakta Pertempuran Tsushima, kekalahan Armada Baltik Kekaisaran Rusia

Foto: topwar.ru

Selama pertempuran dua hari, sebenarnya sejak awal Angkatan Laut Kekaisaran Jepang tidak memiliki kekuatan yang cukup signifikan untuk menandingi kapal-kapal Angkatan Laut Kekaisaran Rusia. Jepang hanya dapat mengandalkan pembelian kapal perang, perusak, dan penjelajah dari negara-negara sekutunya seperti Inggris diakibatkan ketidakmampuan mereka dalam memproduksi kapal tempur sendiri.

Sedangkan Kekaisaran Rusia sudah lama dapat memproduksi segala jenis kapal tempur yang digunakan kala itu, tetapi teknologi yang digunakan tidak jauh berbeda dari apa yang dibeli oleh Jepang karena berasal Inggris dan Jerman. Kemandirian Rusia yang dapat membangun kapal tempurnya sendiri ternyata hanya dapat menyeimbangi sedikit dari apa yang dimiliki Jepang dikarenakan model yang diproduksi Rusia masih kalah jauh dari hasil produksi Inggris yang mutakhir, terutama dalam bagian kecepatan dan persenjataan.

4. Menjadi satu-satunya pertempuran laut yang menentukan hasil peperangan.

5 Fakta Pertempuran Tsushima, kekalahan Armada Baltik Kekaisaran Rusia

Foto: battleshipspainting.com

Pertempuran Selat Tsushima antara Rusia dan Jepang ternyata menjadi satu-satunya pertempuran laut yang menentukan seluruh hasil peperangan. Ketika kedua negara sudah berseteru hampir satu tahun, banyak pertempuran darat yang terjadi di Manchuria untuk memastikan dominasi mereka. Kekaisaran Rusia sendiri harus mengakui kekuatan Angkatan Darat Jepang dalam upaya mendominasi Manchuria dikarenakan kekalahan telaknya dalam Pertempuran Pelabuhan Arthur dan Pertempuran Mukden.

Dominasi laut menjadi senjata terakhir yang dapat Rusia berikan untuk mengimbangi Jepang jika memang Angkatan Darat Rusia gagal mempertahankan posisi di Manchuria. Tetapi, ketika Armada Baltik Rusia bertemu dengan Armada Jepang di Selat Tsushima, kesempatan terakhir Rusia untuk membalikkan keadaan harus sirna akibat keberhasilan Laksamana Togo menghancurkan dua pertiga kapal tempur Armada Baltik Rusia.

Setelah pertempuran, dari delapan kapal perang dan sekitar 30 gabungan kapal tempur lainnya, hanya empat kapal perusak Rusia yang berhasil melarikan diri ke Vladivostok dan enam kapal lainnya berlindung di pelabuhan netral. Kehancuran Armada Baltik Rusia menandakan akhir upaya dominasi laut Rusia untuk mengalahkan Kekaisaran Jepang. Akhirnya, berkat inisiasi Presiden Amerika Serikat Theodore Roosevelt, Rusia menandatangani Perjanjian Portsmouth yang memalukan karena Kekaisaran Rusia harus mengakui eksistensi Jepang di Asia dan menyerahkan beberapa wilayahnya kepada Jepang.

5. Ikut menjadi faktor utama membaranya Revolusi Rusia 1905.

5 Fakta Pertempuran Tsushima, kekalahan Armada Baltik Kekaisaran Rusia

Foto: peoplesworld.org

Kekalahan Kekaisaran Rusia dalam Pertempuran Selat Tsushima ternyata juga menjadi salah satu faktor utama mengapa membaranya revolusi pertama di Rusia pada tahun 1905. Revolusi Rusia 1905 pecah pada bulan Januari 1905, ketika masyarakat St.Petersburg melakukan demonstrasi besar menuntut Tsar Nikolai II untuk menaikkan standar hidup pekerja dan membuka sedikit kebebasan politik di Rusia. Sudah hampir 300 tahun Kekaisaran Rusia hidup di bawah sistem autokrasi absolut Tsar maupun Tsarina mereka, di mana bagi sebagian orang hal ini adalah kesengsaraan yang mendalam.

Demonstrasi damai tersebut ternyata tidak disambut baik dan Pasukan Pengawal Tsar di Istana Musim Dingin menembakkan senjata mereka ke arah para demonstran. Terbunuhnya ratusan hingga ribuan demonstran yang tidak bersenjata menyebabkan amarah besar dan rasa kebencian masyarakat Rusia terhadap pemimpin mereka Tsar Nikolai II.

Situasi yang mencekam di Rusia kemudian diperparah dengan berita kekalahan Armada Baltik-nya dalam Pertempuran Tsushima pada bulan Mei. Kekalahan itu membawa Rusia bertekuk lutut terhadap Jepang pada September 1905 dengan penandatangan Perjanjian Portsmouth.

Kalahnya Rusia di Tsushima ditambah dengan pengakuan kekalahan melawan Jepang, semua itu menjadi bensin yang tidak sengaja diberikan ke api yang sedang terbakar. Dibutuhkan dua tahun bagi Pemerintah Rusia untuk benar-benar menghentikan gerakan revolusi pertama di Rusia saat itu. Walaupun revolusi awal tidak berubah menjadi perang saudara, bibit revolusi baru akibat kekalahan perang dan kebencian terhadap Tsar hanya tinggal menunggu momen yang tepat untuk kembali menantang keabsolutan kepemimpinan yang ada.