Mioma uteri (miom) juga dikenal dengan fibroid rahim, yakni suatu kondisi yang ditandai dengan munculnya benjolan atau tumor jinak di sekitar rahim. Miom atau fibroid rahim ini dapat tumbuh pada dinding rahim, baik bagian dalam maupun bagian luar.

Perlu kamu ketahui, bahwa wanita dengan miom dapat memiliki satu benjolan miom ataupun lebih di dalam rahimnya. Untuk gejalanya sendiri tergantung dengan seberapa besar ukuran, lokasi, dan jumlah benjolan tumor yang terdapat pada rahim.

Dalam sebagian besar kasus, benjolan miom yang ukurannya kecil cenderung tidak menimbulkan gejala apa pun, sehingga tidak diperlukan pengobatan khusus. Pasalnya, miom sendiri tumbuh secara lambat dan biasanya akan menyusut saat seorang wanita memasuki masa menopause. Meski tidak memerlukan perawatan khusus, kamu tetap perlu melakukan pemeriksaan ke dokter guna memantau perkembangan miom yang ada di rahim.

Apabila kasusu miom tergolong parah, maka akan menimbulkan beberapa gejala yang cukup mengganggu, yaitu:

- Pendarahan rahim yang tidak normal.

- Perut kembung.

- Anemia.

- Sering buang air kecil.

- Nyeri di bagian panggul.

- Nyeri saat melakukan hubungan intim.

Pada kasus miom yang menimbulkan gejala seperti yang telah disebutkan di atas, terdapat beberapa jenis terapi hormon yang dapat dilakukan untuk membantu meredakan gejala yang muncul, di antaranya sebagai berikut:

1.Hormon Progesteron.

Hormon progesteron tambahan dapat membantu menghambat proses pertumbuhan dinding rahim, serta mengurangi risiko terjadinya pendarahan saat menstruasi. Hormon ini umumnya tersedia dalam bentuk pil atau suntik.

2.Pemberian Pil KB.

Pemberian pil KB juga dapat membantu meredakan gejala-gejala mioma uteri, seperti pendarahan dan rasa nyeri yang berlebihan saat menstruasi.

3.KB Spiral Levonorgestrel.

KB Spiral Levonorgestrel merupakan alat yang diletakkan di dalam rahim guna memperlambat pertumbuhan dinding rahim dan juga mengurangi risiko terjadinya pendarahan.

4.Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH).

Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) merupakan hormon yang akan membuat tubuh mengurangi produksi hormon esterogen, yang pada akhirnya dapat membantu mengecilkan ukuran miom.

Apabila gejala yang muncul akibat miom tergolong parah dan tak kunjung mereda meskipun telah melakukan terapi hormon seperti yang disebutkan di atas, maka penderita disarankan untuk menjalani operasi, seperti operasi pengangkatan miom atau pengangkatan rahim.