Mendengar dan mendengarkan berbeda. Jika ditilik dari segi bahasa, bahkan keduanya memiliki padanan bahasa Inggris yang tak sama. Hearing untuk mendengar dan listening untuk mendengarkan.

Mendengar adalah proses tubuh. Saat gelombang suara mencapai gendang telinga kita. Prosesnya pasif. Artinya, mendengar tidak memerlukan usaha kita. Saat kamu menyetir mobil lalu penyiar radio memainkan lagu, prosesnya adalah mendengar. Kamu tidak benarbenar fokus dan hanya menikmatinya sambil lalu. Kamu tak perlu benarbenar berusaha untuk fokus pada lagu karena tujuanmu adalah menyetir dengan selamat.

Kegiatan mendengar yang tidak memerlukan konsentrasi dan usaha ini sering kali menyebabkan kesalahpahaman. Sebab, dalam mendengar, pesan dapat tidak sampai dengan optimal. Ibaratnya, pesan dianggap angin lalu, mampir sejenak lalu terlupakan.

Berbeda dengan mendengar atau hearing, mendengarkan atau listening adalah sebuah keterampilan. Keterampilan mendengarkan kamu dapat dipelajari dan dilatih. Langkah mendengarkan lebih kompleks dari mendengar. Mendengarkan tidak berhenti pada proses fisiologis tubuh.

Manusia, dapat secara aktif memilih, apakah ia ingin lanjut mendengarkan pesan atau tidak. Jika ia memilih tidak ingin, niscaya pesan tidak akan sampai karena penerimanya menolak mendengarkan. Akan tetapi, saat seseorang memilih untuk mendengarkan, maka ia akan melalui fase mendengarkan, merefleksi, menyeleksi, mengorganisasi, menerjemahkan, dan mengingat. Sebuah proses panjang yang menuntut kesadaran dan keaktifan penuh individu. Maka, tak heran ketika seseorang selesai mendengarkan, sering kali ia merasa lelah dan energi terasa habis.

DeVito dalam bukunya, The Interpersonal Communication Book, menjelaskan bahwa mendengarkan itu sangat penting dalam pola interaksi sesama manusia karena dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Ketikamendengarkan, kamu dapat belajar lebih banyak tentang lingkunganmu untuk menghindari masalah dan membuat keputusan. Orang juga memiliki kecenderungan untuk menyukai pendengar yang baik.

Bentuk mendengarkan yang efektif.

Ada empat bentuk mendengarkan efektif menurut Devito, yaitu sebagai berikut.

1. Emphatic & Objective Listening.

Pada bentuk mendengarkan ini, kamu sebagai pendengar memberikan empati dan berusaha memahami posisi pembicara. Namun, kamu tetap objektif dalam menilai isi pesannya.

Misalnya, ketika sahabatmu bercerita bahwa ia bertengkar dengan pasangannya karena masalah utang. Di sini kamu memposisikan diri sebagai pendengar objekif, namun tetap berempati untuk menenangkannya.

2. Nonjudgmental & Critical Listening.

Sebagai pendengar, kamu tidak menghakimi pembicara karena tahu latar belakangnya. Inilah sikap nonjudgmental kamu. Kemudian, yang kamu lakukan sebagai pendengar adalah fokus pada isi pesan yang disampaikan. Dengan begitu, pendengar dapat mendengarkan kritis untuk menganalisis dan mengevaluasi pesan.

Contohnya saat kamu mendengarkan kisah hidup seseorang mantan narapidana. Kamu berfokus untuk mengabaikan siapa dirinya dan memperhatikan pesan yang disampaikan.

3.Surface & Depth Listening.

Bentuk mendengarkan ini, sebagai pendengar, kamu fokus untuk melihat makna eksplisit dan implisit yang ingin disampaikan pembicara. Caranya dengan memperhatikan pesan verbal dan non verbal.

Contohnya, saat pasangan kamu memberitahu bahwa ia baru saja mewarnai rambutnya. Sebagai pendengar, kamu memahami bahwa secara eksplisit, isi pesan memang tentang warna rambutnya. Namun secara implisit, ia ingin mendapatkan komentar pujian. Pesan verbal disampaikan dengan jelas, body language pun terlihat saat pasangan kamu menggoyangkan kepalanya.

4. Active & Inactive Listening.

Terakhir, adalah bentuk mendengarkan active and inactive. Di sini, pembicara didorong untuk dapat mengeksplor perasaan dan pemikirannya. Sebab pendengar secara aktif mendengarkan dengan memberi tanggapan. Namun, di satu sisi juga terasa tidak aktif karena terlihat menyetujui apa pun yang dikatakan pembicara. Biasanya, hal ini cocok dilakukan oleh mereka yang bekerja di bidang pemasaran dan penjualan.

Namun, bentukbentuk ini tidak menjadi acuan baku dalam sebuah kondisi komunikasi. Seorang pendengar efektif dapat menentukan metode mendengarkan sesuai dengan situasinya. Tentu saja, bentuk mendengarkan ini dapat dikombinasikan sesuai dengan pertimbangan kamu.