Covid-19 masuk pertama kali di Indonesia pada tanggal 20 Maret 2020. Presiden Republik Indonesia mengumumkan bahwa ada dua orang Indonesia yang terjangkit virus Covid-19, yaitu seorang ibu berusia 64 tahun dan anak perempuannya yang berusia 31 tahun. Mereka diduga terkena virus Covid-19 karena berkomunikasi dengan warga negara Jepang yang terjangkit virus Covid-19. Kejadian ini terjadi di sebuah klub dansa yang ada di Jakarta.

Efek yang ditimbulkan dari pandemi Covid-19 ini telah menyebar ke seluruh aspek kehidupan, salah satu contohnya adalah aspek pendidikan. Sejak pemerintah memutuskan tentang larangan untuk berkumpul dan selalu menjaga jarak, sejak saat itu sekolah tidak lagi mengadakan pertemuan secara tatap muka.

Lebih dari satu tahun, proses kegiatan belajar mengajar terhambat meski berlangsung dengan bantuan teknologi atau dengan pembelajaran daring. Akan tetapi, teknologi tersebut tetap tidak dapat menggantikan peran tenaga pendidik serta aktivitas belajar antara pelajar dengan pengajar.

Kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah pada pembelajaran daring harus diterima karena kebijakan ini berupaya untuk memutus rantai Covid-19 yang muncul di sekitar masyarakat. Metode pembelajaran yang memanfaatkan teknologi tentunya dianggap sebagai tantangan besar, bukan hanya terjadi pada tenaga pendidik tetapi juga terjadi pada peserta didik. Proses pembelajaran memang menjadi kurang optimal karena sulitnya saat menyampaikan materi secara daring. Dari penerapan pembelajaran daring ini, peserta didik dituntut untuk menjadi kreatif, dengan cara mengkaji ilmu pengetahuan.

Berikut ini merupakan beberapa faktor yang menghambat proses pembelajaran daring.

1. Kurangnya pemahaman teknologi.

Bisa dikatakan tidak semua guru memahami teknologi terutama untuk generasi 80-an. Keadaan seperti ini juga dialami oleh para siswa, tidak semua siswa memahami teknologi dan terbiasa menggunakan teknologi di kehidupan sehari-harinya. Bahkan masih banyak sekolah yang kurang akan pemahaman teknologi, sehingga sekolah tersebut perlu wawasan lebih untuk memahami teknologi agar mempermudah proses pembelajaran daring.

2. Jaringan internet.

Pembelajaran daring ini tidak lepas dari penggunaan jaringan internet karena untuk mengakses aplikasi-aplikasi pembelajaran harus disertai koneksi jaringan yang stabil. Penggunaan jaringan terkadang menjadi tidak stabil karena letak tempat tinggal yang jauh dari jangkauan internet.

3. Biaya kuota internet.

Harga kuota internet dalam pembelajaran online ini juga menjadi hambatan karena untuk mengakses aplikasi pembelajaran harus membutuhkan kuota yang memadai, sehingga tarif kuota internet menjadi cukup tinggi.

Kondisi seperti ini bukan hanya berdampak pada siswa saja, tetapi juga akan berdampak pada mahasiswa. Khususnya untuk mahasiswa yang sedang merantau, mereka akan mengalami kondisi kesulitan baik secara sosial maupun ekonomi. Pembelajaran daring hingga batas waktu yang belum ditentukan bisa menjadi kesempatan mereka untuk pulang ke kampung halamannya masing-masing. Tetapi, tidak semua mahasiswa bisa pulang ke kampung halamannya. Kebijakan lockdown menjadi salah satu faktor penghambat bagi mahasiswa yang ingin pulang ke kampung halamannya.

Ada beberapa upaya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan biaya internet. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah berupaya dengan memberikan program bantuan berupa Bantuan Kuota Data Internet bagi tenaga pendidik dan peserta didik. Mengutip hasil survei, Lembaga Arus Survei Indonesia pada bulan Oktober 2020, tercatat sebanyak 85,6% yang menilai bahwa program bantuan kuota data internet ini meringankan beban ekonomi orang tua pelajar atau mahasiswa dalam membeli paket internet.

Pemerintah juga memberikan bantuan melalui peluncuran Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Non-PNS di bawah binaan Kemendikbud dan Kemenag. Bantuan Subsidi Upah (BSU) ini diberikan Rp1,8 juta bagi setiap pendidik dan tenaga kependidikan dengan syarat pencairan yang mudah. Dengan adanya program-program tersebut dapat membantu dan memberikan manfaat selama pandemi Covid-19.

Di masa pandemi Covid-19 ini perlu adanya pengetahuan yang luas tentang aplikasi-aplikasi pembelajaran yang menyesuaikan dengan kondisi pembelajaran daring. Maka dari itu, tenaga pendidik dan peserta didik harus menjadi lebih kreatif dalam menggunakan teknologi saat ini.

Masalah yang paling sering ditemukan yaitu peserta didik tidak mempunyai kuota internet yang cukup untuk melakukan pembelajaran daring. Tetapi, hal tersebut tidak lagi dikhawatirkan karena pemerintah telah mengeluarkan bantuan kuota internet gratis untuk memudahkan proses pembelajaran daring. Dari hal-hal tersebut, diharapkan pendidikan di Indonesia tetap berjalan dengan baik dan tetap mematuhi protokol kesehatan meskipun dalam kondisi pandemi Covid-19.