Setiap individu pasti pernah mengalami stres. Ada yang disebabkan oleh beban pekerjaan, masalah finansial, hubungan dengan pasangan atau rekan kerja, bahkan masalah rumah tangga. Hal ini tentu membuat diri seseorang cenderung frustasi. Apalagi ditambah dengan adanya situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini. Membuat kita harus bertahan untuk selalu berdiam di rumah saja.

Beradaptasi dengan kebiasaan baru tentu bukanlah hal yang mudah. Dengan adanya pandemi ini menjadi salah satu faktor meningkatnya penderita gangguan kesehatan mental. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data yang diperolehPDKJI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia), ada peningkatan kasus depresi sebanyak 57,6% yang dialami masyarakat Indonesia di masa pandemi Covid-19.

Melihat hal ini, Hertha Christabelle selaku Psikolog Klinis mengatakan memang benar terjadi peningkatan kasus depresi yang mana tidak hanya disebabkan dari tekanan yang disebabkan oleh pandemi saja, melainkan juga dari segi ekonomi serta masalah dalam suatu hubungan seperti hubungan dalam rumah tangga yang tak terkecuali mengalami dampak tersendiri. Bahkan semenjak pandemi ini angkat perceraian juga meningkat. Hal-hal tersebut juga menjadi faktor yang memengaruhi tekanan pada diri seseorang.

Selain depresi terdapat jenis gangguan mental yang juga mengalami peningkatan, yakni kecemasan. Hal ini dapat dirasakan oleh setiap orang. Ditambah lagi dengan situasi seperti sekarang yang masih belum bisa diprediksi akan berlangsung berapa lama dan sampai kapan, tentu akan membuat orang-orang menjadi semakin cemas.

Untuk itu, Psikolog Hertha Christabelle memberikan beberapa tips untuk mengatasi stres selama pandemi ini. Berikut tips yang dapat kamu coba.

1. Melakukan relaksasi 4-4-4.

Caranya dengan menarik napas selama 4 detik kemudian tahan 4 detik dan hembuskan melalui mulut selama 4 detik.

2. Turunkan ekspektasimu.

Selama pandemi tahan diri untuk tidak pergi berlibur atau berkumpul di tempat ramai atau kerumunan. Mungkin dapat diganti dengan piknik di halaman rumah bersama keluarga.

3. Membuat gratitude journal.

Kamu dapat mencatat hal-hal positif atau berkesan setiap harinya kemudian syukuri hal yang telah kamu tuliskan tersebut. Ini dapat menjadi kebiasaan baik bagi dirimu.

4. Terakhir, stop memberikan stigma terhadap kesehatan mental.

Mengalami gangguan kesehatan mental bukan berarti kamu tidak normal, namun ada hal tertentu yang berbedadan perlu penanganan khusus. Selain itu, kurangi kebiasaan memberikan stigma terhadap penderita kesehatan mental. Sebaiknya beri perhatian dan dukungan kepada mereka agar menjadi lebih percaya diri dan bisa menerima kekurangan dalam dirinya menjadi bentuk self-love.