Brilio.net - Banyak cara dilakukan perempuan dalam merayakan Hari Kartini. Ada yang memilih mengenakan kebaya ala RA Kartini. Ada juga yang melakukan aktivitas yang mewakili perempuan seperti memasak atau lainnya. 

Tapi bagaimana jika merayakannya di atas aspal sambil menunggangi motor gede (moge)? Inilah yang dilakukan tiga kakak beradik, Gautama Bersaudara. Semangat emansipasi ala Kartini mereka wujudkan dengan cara riding sembari mengekspresikan kebebasan dengan menunggangi Royal Enfield sambil ngabuburit.        

Ketiga bersaudara itu adalah Diandra, Cassandra, dan Verrandra Gautama. Ketiga perempuan muda ini sama-sama cantik dan berbakat di bidangnya masing-masing. Ketiga anak mantan pembalap nasional Chandra Gautama ini tak pernah takut mengeksplorasi hobi dan mencoba hal-hal baru, termasuk di bidang yang non-konvensional.

“Pesan kami untuk sesama perempuan, jangan takut mencari ilmu dan mengeksplorasi diri sebebas-bebasnya. Banyak kok hal menarik yang bisa dijalani tanpa harus meninggalkan fitrah sebagai perempuan. Apalagi di zaman sekarang, perempuan juga harus  multitasking dan memiliki derajat yang sama dengan laki-laki. Entah itu mau jadi perempuan karier, berkarya di luar rumah, ataupun berkarya di dalam rumah, intinya lakukanlah apapun yang bikin diri kita bahagia,” ucap ketiga bersaudara ini.

Gaya Gautama Bersaudara rayakan Hari Kartini © 2021 brilio.net

Vimal Sumbly, Head of International Business APAC, Royal Enfield mengatakan riding adalah titik mula untuk membangkitkan jiwa eksplorasi dalam diri setiap orang tanpa memandang gender . Karena itu Royal Enfield mendukung semangat Pure Motorcycling yang melampaui batasan gender.

“Royal Enfield berkomitmen memberikan pengalaman riding terbaik untuk semua pengendara dan penggemar otomotif, tanpa membeda-bedakan gender. Kami terus berupaya membuat sepeda motor yang mudah dikendarai dan digunakan semua jenis pengendara, baik pemula maupun pro, baik laki-laki maupun perempuan,” ujar Vimal

Berikut fakta tiga Kartini masa kini ala Gautama Bersaudara yang dipersatukan oleh kecintaan pada dunia otomotif dan riding.

1. Mengenal tiga Gautama Bersaudara

Gaya Gautama Bersaudara rayakan Hari Kartini © 2021 brilio.net

Diandra Gautama, mengikuti jejak ayahnya dan menjadi pembuka jalan sebagai salah satu dari sedikit pembalap perempuan Indonesia. Menekuni hobi otomotif sejak duduk di bangku sekolah, Diandra bahkan sudah bergabung di klub mobil ketika masih di SMP kelas tiga. Ia terus berlatih sebagai pembalap touring dan puncaknya menjuarai Mercedes-Benz Club Indonesia Championship 3.200cc pada 2013 di Sentul.

Cassandra Gautama memilih jalan sebagai pekerja seni, yakni fotografer. Sedikit banyak, pilihan kariernya terpengaruh dari observasi terhadap sang ayah yang juga merupakan seorang arsitek. Secara tak sadar, ia mewarisi jiwa nyeni dari ayahnya.

Lain lagi dengan Verrandra Gautama, yang memilih profesi sebagai chef. Ia sangat suka berkreasi di dapur, serta banyak mendapatkan inspirasi dari melihat sang ibu yang jago meracik makanan menjadi kreasi nan lezat.

2. Saling dukung dan kata maaf

Gaya Gautama Bersaudara rayakan Hari Kartini © 2021 brilio.net

Ketiga bersaudara ini selalu tampil kompak dan akur. Kuncinya, mereka tak pernah pelit mengucapkan kata “maaf” satu sama lain. Mereka pun selalu saling dukung dan berusaha mengenal satu sama lain sebaik mungkin, sesuai ajaran dan amanat orang tua ketika mereka ketika bertumbuh dewasa. Yang membuat unik, mereka bertiga memiliki hobi dan passion yang sama, yakni kecintaan pada dunia otomotif.

3. Warisan sang ayah

Gaya Gautama Bersaudara rayakan Hari Kartini © 2021 brilio.net

Ketiga bersaudara ini mengaku kecintaan mereka terhadap dunia otomotif berasal dari warisan sang ayah yang hobi ngoprek mobil setiap minggu. Menurut mereka mengendarai motor itu ada sensasi tersendiri yang jauh berbeda dari pengalaman mengendarai mobil.

Mereka benar-benar bisa merasakan feeling menyatu dengan mesin motor dan lebih ‘dekat’ dengan jalan. “Itu yang bikin kita ketagihan dan pingin riding terus,” ungkap Diandra Gautama yang baru kembali ‘mengaspal’ dalam enam bulan terakhir setelah vakum beberapa tahun.

4. Riding jadi rutinitas

Gaya Gautama Bersaudara rayakan Hari Kartini © 2021 brilio.net

Sementara Verrandra mengatakan riding sudah menjadi rutinitas yang wajib ia lakukan, minimal sekali dalam sebulan. Menurutnya, setiap kali riding, ada suntikan dopamin dan adrenalin yang bisa membuatnya semangat kembali. « Riding buat aku jadi momen pelepasan stres,” jelasnya.

Sejak kecil ketiga bersaudara ini diajari sang ayah, bukan untuk mengendarai kendaraan, tapi untuk memahami dan merasakan mesinnya. Karena itu ketika menaiki motor, sensasi ini jadi lebih terasa.

"Kita bisa lupa sejenak dengan rutinitas sehari-hari dan bisa menikmati jalan panjang yang ada di depan. Kapanpun kita mau, kita bisa berhenti dan beristirahat. Inilah yang membuat riding dengan motor terasa menyenangkan, »» kata Cassandra.

5. Persaudaraan di atas aspal

Gaya Gautama Bersaudara rayakan Hari Kartini © 2021 brilio.net

Ada satu hal yang membuat Gautama Bersaudara jatuh cinta pada dunia motor, yakni persaudaraan yang dirasakan di atas aspal. Mereka mengakui, ada ikatan solidaritas antarsesama pengendara motor, yang jarang dijumpai di komunitas mobil.

Misalnya saja seperti pengalaman Verrandra. Ia pernah riding dari Bali Selatan ke Bali Utara, namun salah satu motor temannya bermasalah di jalan. Tak lama kemudian, ada kumpulan pengendara motocross yang lewat dan langsung berhenti untuk memberikan bantuan dengan mendorong motor mogok tersebut ke bengkel terdekat.

Disitulah ia merasakan, betapa kuatnya solidaritas dan empati antar pengendara motor yang membuatnya semakin menyenangi komunitas roda dua.

6. Kata mereka soal Royal Enfield

Gaya Gautama Bersaudara rayakan Hari Kartini © 2021 brilio.net

Setelah menuntaskan riding ngabuburit dengan menaiki motor Royal Enfield Himalayan, Classic, dan GT 650, baik Diandra, Cassandra, maupun Verrandra sepakat bahwa motor ini punya rancangan dan feel istimewa yang membuat pengendara betah mengemudi berlama-lama.

Menurut mereka walaupun Royal Enfield tergolong moge, namun sangat mudah untuk dikendalikan. Mesinnya bandel tapi koplingnya tetap smooth. Bobotnya juga pas untuk menopang tubuh, tidak terlalu berat dan terlalu ringan, sehingga nyaman dipakai untuk sehari-hari.

“Buat para perempuan yang belum terlalu lincah di jalanan, Royal Enfield ini benar-benar bisa jadi motor yang patut dimiliki,” ungkap Diandra dan Verrandra.

Sementara Cassandra menyukai Royal Enfield karena selalu berinovasi. Meski tergolong sebagai brand tua yang legendaris, namun Royal Enfield tak melupakan tren yang berkembang di dunia otomotif.   

“Inovasi-inovasi mereka, misalnya dengan mengeluarkan Continental GT yang bergaya cafe racer atau Meteor 350, sangat mengakomodasi pengendara dari berbagai latar belakang,” jelas Cassandra.

Nih aksi Gautama Bersaudara riding moge