Brilio.net - Bumi saat ini tengah mengalami perubahan iklim akibat berbagai macam polusi dan kerusakan alam. Karena semua hal di bumi terhubung satu sama lain, maka tak heran masalah pada satu ekosistem akan mempengaruhi yang lain. Kalau pada zaman dahulu, dinosaurus punah karena jatuhnya meteor, zaman sekarang spesies-spesies hewan punah karena ulah manusia nakal merusak alam.

Dilansir dari Independent, Senin (21/8), para ahli menemukan bahwa sejak tahun 1970 hingga tahun 2012, populasi binatang telah turun hingga 58%. Binatang apa saja yang paling merosot populasinya? Berikut brilio.net kumpulkan 5 binatang yang populasinya paling menurun tajam sejak zaman dinosaurus dikutip dari telegraph.

1. Macan Amur (Panthera pardus)

Hewan Critically Endangered © 2017 brilio.net

foto: worldwildlife.org

Macan tutul yang hidup di wilayah Rusia ini kini tinggal 60 ekor. Jumlahnya berkurang banyak akibat dari perburuan liar, penebangan hutan dan perluasan wilayah permukiman.

2. Badak Jawa

Hewan Critically Endangered © 2017 brilio.net

foto: animalcorner.co.uk

Badak yang berhabitat di pulau jawa tepatnya tepatnya di Ujung Kulon ini kini populasinya hanya sekitar 60 ekor. Dulunya di Vietnam juga ada binatang langka ini, namun dilansir dari Worldwildlife, Badak Jawa terakhir di daratan Vietnam mati karena perburuan liar pada tahun 2010.

Badak Jawa cepat punah karena wilayah habitat yang terbatas akibat tingginya pembukaan lahan untuk perkebunan dan tempat tinggal. Selain itu, banyak masyarakat tradisional yang mengonsumsi daging Badak Jawa dengan alasan pengobatan.

3. Penyu sisik

Hewan Critically Endangered © 2017 brilio.net

foto: worldwildlife.org

Penyu sisik merupakan salah satu spesies terancam punah yang berhabitat di Indonesia. Secara jumlah, Penyu sisik mungkin masih lebih banyak dari Badak Jawa dan Macan Amur, yakni 8.000 ekor. Namun, perlu diingat bahwa jumlah 8.000 ini tersebar di seluruh dunia. Penyu sisik juga merupakan salah satu spesies yang paling diburu karena keindahan cangkangnya sebagai bahan dasar berbagai perhiasan.

Perubahan iklim yang cepat, sampah yang semakin banyak di lautan, wilayah pantai yang semakin ramai dikunjungi manusia dan perburuan daging dan telur yang ilegal, menjadi alasan utama berkurangnya jumlah penyu sisik secara tajam.

4. Gorila Cross-River

Hewan Critically Endangered © 2017 brilio.net

foto: worldwildlife.org

Spesies gorila yang berhabitat di Kongo, Afrika ini terancam punah karena jumlahnya yang tinggal sekitar 200 - 300-an ekor. Cross-River merupakan jenis gorila langka yang baru ditemukan pada tahun 1904. Populasinya kini menurun karena penggunaan hutan tempat tinggalnya sebagai tempat perkebunan dan peternakan.

5. Vaquita

Hewan Critically Endangered © 2017 brilio.net

foto: makeyourmark.panda.org

Lumba-lumba mini hanya ditemukan di sekitar Teluk Kalifornia. Jumlahnya kini kurang dari 100 ekor. Vaquita merupakan jenis lumba-lumba paling jarang di dunia. Bukan karena jumlahnya saja namun juga karena lokasi habitatnya yang hanya ada di sekitaran Teluk Kalifornia.

Apakah mereka dapat bertahan hingga 5 tahun lagi? Dengan jumlah yang tinggal segitu, ditambah dengan perburuan liar yang sering terjadi, binatang-binatang di atas diduga tidak akan lama lagi di bumi jika manusia tidak melindunginya.