Brilio.net - Akhir-akhir ini media sosial dihebohkan dengan kisah-kisah pecinta anime yang menjadi korban tuduhan pedofil. Hal ini terjadi setelah munculnya kasus pedofil yang melibatkan jaringan internasional.

Penangkapan empat tersangka pada Selasa (14/3), oleh Polda Metro Jaya diawali dari penelusuran terhadap grup Facebook ‘Official Loli Candy’s 18+’ yang mempunyai anggota sebanyak 7.400 lebih. Syarat bergabung dalam grup juga diterapkan. Setiap anggota wajib mengunggah foto dan video berbau pornografi anime dan anak ke grup yang bersangkutan. Hal ini pun memunculkan kekhawatiran di masyarakat, terutama orang tua.

Namun sikap kekhawatiran orang tua kemudian justru membuat pecinta anime kena imbasnya. Bagaimana tidak, beberapa postingan di Facebook soal tuduhan pedofil pada pemuda oleh kaum ibu-ibu sudah viral sejak kasus tersebut bergulir.

Curhat pedofil © Facebook

foto: Facebook/@sakakibaryo

Berawal dari postingan pecinta anime yang dituduh pedofil oleh seorang ibu-ibu ketika mengantre di sebuah minimarket, tuduhan serupa juga dialami oleh mereka yang memajang foto anaknya di handphone.

Curhat pedofil © Facebook

foto: Facebook/@furaiki

Kedua postingan yang viral tersebut tampaknya membuat akun Facebook RedLin Aurelia tergerak untuk menjelaskan kepada masyarakat soal pengertian loli dan anime yang sedang menjadi perbincangan.

Curhat pedofil © Facebook

foto: Facebook/@RedlinAurelia

Secara garis besar, postingan yang telah dibagi sebanyak 1.077 kali tersebut menjelaskan mengenai pengertian loli yang menggambarkan gadis yang menuju remaja. Tidak sampai di situ, ia berusaha menjelaskan bahwa pecinta anime atau loli bukanlah kaum pedofil. Kesalahan masyarakat dalam menerima suatu informasi terkadang tidak berusaha untuk digali, tetapi justru semakin menumpuk dan menjurus para perilaku stereotip.

Dalam postingan tersebut, kaum orang tua diajak untuk tidak berlebihan dalam hal kewaspadaan dalam menjaga anak. Maksud melindungi anak diharapkan tidak merugikan orang lain dengan menuduhnya pedofil hanya karena menyukai anime atau loli. Kejadian yang telah berlalu diharapkan menjadi pelajaran bagi masyarakat agar tidak mudah mengambil kesimpulan tanpa bukti yang jelas. (mgg/dimas satria putra)